Salam dan Sejahtera,
Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenan-Nya-lah, maka pada awal tahun 2008 ini kami diberikan kesempatan untuk melakukan perjalanan kembali untuk mengunjungi beberapa negara tetangga. Perjalanan kali ini terasa sangat istimewa, karena kami dapat berangkat bersama dengan 5 (lima) pasang suami-istri yang sudah berteman sejak lama sekali, kurang lebih 38 tahun yang lalu sewaktu kami sama-sama berada di bangku kuliah di Bandung. Walaupun jadwal keberangkatannya harus dibagi menjadi 4 (empat) kloter, guna menyesuaikan dengan kesibukan masing-masing, tapi akhirnya pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2008 semua rombongan sudah lengkap dan siap ada di Singapore. Berikut ini adalah cerita perjalanan keliling kami yang dimulai dari Batam dan berlanjut ke beberapa negara tetangga yaitu Singapore terus ke Johor Bahru, Sarawak, Brunei dan berakhir di Sabah dimulai dari tanggal 18 sampai 29 Maret 2008 yang lalu. Perjalanan itu banyak membawa berkah yang sangat luar biasa... karena tidak saja kita dapat berjumpa dengan alumni Akademi Industri Pariwisata (AKTRIPA) Bandung, tetapi juga dapat menjumpai beberapa alumni SMA Negeri 1 Malang (AMISA) yang saat ini sedang berada di kota-kota yang kita singgahi seperti terlihat dalam foto-foto dibawah ini. Foto disamping adalah pertemuan kami dengan Alumni Akademi Industri Pariwisata Bandung, dalam acara AKTRIPA FAMILY GATHERING di BATAM tanggal 18 Maret 2008. Kita berfoto bersama sesaat setelah santap malam di Harbour Bay : ada Pipi Sarmudiana '91 yang imut, ada Kavita Tobing '92 yang makmur, mas Baskoro '91 (dibelakang), ada juga si bungsu Rizal lulusan 2003, mereka semua bekerja di bidang travel industry di Batam. Kloter kedua yang terdiri dari 7 (tujuh) orang yang berangkat dari Jakarta pada hari Rabu tanggal 19 Maret 2008, berhasil mendarat di Bandara Hang Nadim Batam sesuai dengan rencana. Dari sana dengan menggunakan mobil Shine Travel milik Vita TT'92 kami bersama-sama menuju ke Batam Center untuk menyeberang ke Singapore dengan kapal ferry Batam Fast. Rencana kita untuk menyelenggarakan AKTRIPA FAMILY GATHERING di SINGAPORE terpaksa dibatalkan karena pesawat Kang Bondan '70 yang menyusul pada tanggal 20 Maret 2008 di "re-timed" keberangkatannya dari Jakarta sehingga dia baru sore hari tiba di Batam dan beliaunya bisa masuk ke Singapore pada hampir tengah malam, namun demikian menjelang keberangkatan kita ke Johor Bahru kami masih sempat diundang makan pagi bersama oleh keluarga Rony dan Devi di apartementnya.
Foto diatas sewaktu kita ada di Pelabuhan Ferry Batam Center, saat menunggu jadwal keberangkatan Kapal dan didalam Kapal Ferry Batam Fast yang membawa kita ke Harbour Front Singapore.
Foto suasana makan pagi di keluarga Rony dan Devi. Devi adalah putri bungsu dari Henny Sukma Syarif '69 yang saat ini menetap di Singapore, karena Rony (suaminya) membuka usaha disini. Agak berbeda dengan perjalanan darat kami sebelumnya, kali ini perjalanan dari Singapore menuju ke Johor Bahru kami lakukan dengan Kereta Api Cepat (MRT) dari Orchad Road dan turun di stasiun Kranji-Singapore, selanjutnya dengan bus Cosway Link yang bertarif hanya SGD. 1 kami sudah bisa sampai di terminal City Lounge di Johor Bahru City dan selanjutnya dengan suttle bus kami menuju ke Sultan Ismail Airport, Senai. Walaupun agak melelahkan, khususnya untuk urusan imigrasi di perbatasan Singapore - Malaysia, tetapi inilah harga termurah yang bisa kami dapatkan untuk menuju ke airport Johor Bahru dari Singapore, hanya dibutuhkan SGD 2,20 plus RM 8.00 kami sudah dapat menyeberang dari Orchard yang berada dipusat kota Singapore menuju ke Bandara Sultan Ismail di Senai yang terletak 32 km di luar Johor Bahru.
Foto disamping ini adalah pada waktu kita sedang menunggu pesawat di boarding lounge bandara Sultan Ismail di Johor Bahru, untuk selanjutnya dengan penerbangan Airasia kami terbang ke Kuching - Sarawak. Di Ibukota propinsi Sarawak, Kuching kami menginap selama 2 (dua) malam, sungguh sangat mengherankan... kota yang ada di Pulau Kalimantan dan hanya berjarak kurang lebih 1,5 jam perjalanan dari perbatasan di Tebedu/Entikong ini sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan kota2 besar di Indonesia. Disini masih terasa kampung atau tidak terlalu metropolitan amat deh. Tetapi.......... semua jalan-jalan protokolnya terdiri dari 3 (jalur), tidak ada sampah... dan kotanya terlihat sangat bersih dengan aliran listrik yang berlimpah-limpah. Konon menurut Pak Didin, pengemudi Konsulat Jenderal Indonesia di Kuching yang kendaraannya kita gunakan selama kita ada di kota ini, pada kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir ini... baru terjadi 1 (satu) kali pemadaman aliran listrik.
Foto tersebut diatas adalah saat kita berkaraoke bersama Bapak Bambang Prionggo dan Ibu Andry Prionggo saat melakukan "Courtessy Call" dengan Konsul Jenderal Indonesia di Kuching - Sarawak di Wisma Indonesia dan menu utama saat "Farewell Party" di Restaurat Taman Kereta. Foto bersama disamping ini didepan salah satu patung kucing yang banyak bertebaran di kota Kuching ini, hampir disetiap persimpangan jalan dan ditaman kota selalu terdapat patung kucing. Kita meninggalkan Kuching pada hari Minggu tanggal 23 Maret 2008 untuk terbang menuju ke Miri, kota terdekat dengan perbatasan negara kaya minyak Brunei Darussalam, selanjutnya dengan Mini Van KIA Pregio yang kita sewa di Miri kita jalan darat menyeberang ke Brunei. Urusan di perbatasan cukup lancar.. dan disini kami mengucap syukur sekali lagi kepada Tuhan YME. karena kita dipertemukan dengan alumni SMA Negeri 1 Malang yang ada disini.
Pertemuan yang agak memusingkan, karena melalui chating dan email dimilist Mitreka_Satata... tadinya Vivin yang adik bungsu dari lurah milist Mitreka_Satata, mengatakan bahwa dia tinggal di Seria. Seria adalah kota kedua di Brunei Darussalam setelah Kuala Belait apabila kita masuk ke Brunei dari arah barat. Karena merasa sudah cukup lama tertahan di Miri untuk urusan charter kendaraan dan penitipan koper di asramanya Putri, maka saya perintahkan kepada pengemudi Mini Van (William) untuk tancap gas dan langsung menuju ke Seria.
Foto disamping ini adalah suasana perbatasan Malaysia - Brunei Darussalam apabila kita masuk dari kota Miri diambil dari dalam mobil Pregio yang membawa kita. Untuk sekedar diketahui.... bahwa kota-kota di Brunei pada umumnya tidak bersinggungan langsung dengan jalan raya, jadi kalau kita mau masuk kota harus keluar dulu dari jalan raya dan masuk ke kota itu, memang ada juga jalan penghubung dari kota ke kota, tapi ini tidak terlihat dari jalan raya (highway). Percaya tidak percaya.... hanya ada 1 (satu) hotel di kota Seria... dan ini bukan nama hotel yang Vivin sebutkan didalam emailnya. Sudah kepalang tanggung sampai di Brunei dan saking pinginnya ketemu dengan adik kelas yang saat ini ada disana, saya buka saja handphone dengan rooming internasional saya untuk menghubungi Vivin dan minta dituntun untuk menuju ke rumahnya, entah berapa tagihan handpone saya nanti.... saya tidak peduli, pengalaman saya sewaktu di Kuala Lumpur akhir tahun yang lalu... saya harus membayar lebih dari 900 ribu rupiah, waktu menilpon ke kakak saya di Damansara dan minta dituntun untuk menuju ke rumahnya, padahal kita hanya ada dibelakang pagar rumahnya. Sementara ini ternyata hotel tempat Vivin bermukim ada di antara Kuala Belait - Seria, sehingga kami harus balik lagi kearah barat dengan sedikit kesasar lagi di pertigaan Jl. Maulana, karena Vivin bilang kami harus belok kanan.... sehingga kami balik lagi ke timur, padahal seharusnya masih harus terus ke arah barat (belakangan Vivin ngomong kalau dia baru dua bulan pindah kesini, jadi juga masih sedikit bingung.... ha..ha..ha......). Tapi semua kesulitan itu akhirnya berbuah manis, kami tiba di Sea View Hotel... disambut oleh suami Vivin di teras hotel, Bapak Sumarto dan ibu Miskiati yang notabene adalah ayahanda dan ibunda dari Mas Mokhammad Misdianto, AMISA-89..... pak Moderator sekaligus lurah dari milist Mitreka_Satata@yahoogroups.com yang ternyata sedang berada disana, beserta ke 2 (dua) cucunya (putra dan putri Vivin). Acara "Brunch" (Breakfast dan Lunc) dan ngobrol panjang lebar di Sea View Hotel menjadi acara kita yang utama dalam perjumpaan ini...... Foto di samping adalah saat Kami bertemu dengan "Putri" di Bandara Miri-Serawak, "Putri" adalah putri pertama dari Hoela Monoarfa, AMISA-79 yang sengaja datang menjumpai kami bersama temannya yang bernama Aszura. Saat ini Putri sedang menempuh kuliah di Curtins University Miri, Sarawak - Malaysia di semester I. Foto ini adalah saat bertemu dengan keluarga besar Yantri Vianti, AMISA-94 (seringnya dipanggil Vivin) di Hotel Sea View Kuala Belait-Seria, Brunei Darussalam. Vivin saat ini menetap di Kuala Belait-Seria, karena mengikuti tugas suaminya yang bekerja di Shell. Sore hari kami tiba di Bandar Seri Begawan, kota terbesar di Brunei Darussalam, dimana Raja Brunei Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah Ibni Al-Marhum Sultan Haji Omar 'Ali Saifuddien Sa'adul Hkairi Waddien saat ini bermukim. Kota dengan penduduk yang sangat kecil ini, memang kelihatan kalau kotanya negara yang sangat kaya. Kita sempat mengunjung Masjid terbesar yang ada ditengah kota (Kiarong) yang dibangun untuk mengenang 25 tahun Sultan memerintah dan melihat Istana dimana Sultan dan Yang Dipertuan Negara Brunei Darussalam's berkantor walaupun hanya dari luar (karena memang tidak boleh masuk.... lagian kalau bisa masuk kita juga mau ngapain, orang kita tidak sempat janjian dengan sultannya kalau kita mau ke Brunei..). Hanya tidak kurang dari 3 (tiga) jam, seluruh Bandar Seri Begawan sudah kita jelajahi.. setelah makan malam di Mall yang terbesar di Bandar kita kembali ke hotel, hanya untuk meluruskan badan.... karena pada pukul 05:00 pagi kita sudah harus balik lagi ke Miri untuk mengejar pesawat yang akan menuju ke Kuala Lumpur pukul 10:00 yang akan ditumpangi oleh dr. Syarif (suami teh Henny) yang harus segera kembali ke Jakarta. Sementara rombongan yang lain masih akan menuju Kota Kinabalu - Sabah.
Foto didepan Masjid Jame' Asr Hassanil Bolkiah dan Istana Nurul Iman, dimana Sultan berkantor.
Hari Senin tanggal 24 Maret 2008 sore pesawat yang kita tumpangi mendarat tepat waktu di Bandara Internasional Kota Kinabalu - Sabah, negara bagian paling ujung timur di Malaysia yang menjadi tujuan kita yang terakhir yang sekaligus akan digunakan sebagai tempat untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke 58 teh Meniek '70 nanti pada tanggal 26 Maret 2008. Kota pelabuhan ini terletak di ujung timur utara P. Kalimantan yang sangat unik, karena selain memiliki garis pantai yang panjang dan bersih, juga memiliki gunung (Mount. Kinabalu) yang tertinggi di Asia Tenggara,diantara Gunung Himalaya dan Gunung Salju (Snow Mountains) di Papua Barat. The Kinabalu Park merupakan salah satu tempat yang kita kunjungi selama kita berada di Sabah, selain The Kundasang War Memorial serta The Poring Hot Springs.
Foto bersama di depan gerbang Kundasang War Memorial and Gardens
Tiga hari dua malam.... tidak terasa kita bercengkerama bersama di wilayah ini dan tepat dihari ulang tahun teh Meniek, kita menyanyikan lagu Happy Birthday sekaligus Sayonara.... saya kembali ke Kuching, sementara rombongan yang lainnya kembali ke Singapore via Johor Bahru dengan penerbangan pagi dari Kota Kinabalu. Cukup sekian laporan perjalanan kami kali ini.... sampai berjumpa dengan reportase perjalanan mendatang.
Foto disamping ini diambil pada Hari Kamis tanggal 27 Maret 2008 saat acara makan malam bersama Jeng Hoela Monoarfa AMISA-79 dan suaminya di Holiday Inn Kuching-Sarawak. Jeng Hoela pada saat ini berdomisili di Bintulu-Sarawak, tapi mereka berdua bersedia untuk terbang ke Kuching sekedar supaya bisa ketemu dan ngobrol-ngobrol dengan kita.
Thanks GOD,
Bambang dan Lucy Setiawan